NEW YORK (Reuters Health) Mar 10 – Gangguan perut serius dapat meningkatkan risiko anak menderita penyakit IBS, menurut penelitian terbaru.
Orang dewasa yang mengalami infeksi perut diduga sebagai risiko terbesar pada IBS, namun kaitan antara infeksi tersebut dengan IBS pada anak tidak jelas, si peneliti berkata.
Untuk memastikannya lebih lanjut, Dr. John K. Marshall dari Universitas McMaster di Hamilton, Ontario bersama kolega-koleganya meneliti anak-anak yang berpartisipasti di studi kesehatan Walkerton, penelitian terbesar penyakit IBS setelah infeksi gastrointestinal.
Pada tahun 2000, terjadi wabah bakteri gastroenteritis yang menjangkiti setidaknya 2300 orang di kota Ontario ini dan menewaskan 7 orang. Akhirnya para peneliti pun mengamati perkembangan penduduk Walkerton sejak 2002.
Pada studi tersebut, mereka mengamati 467 anak-anak laki-laki dan perempuan yang lebih muda dari 16 tahun saat terjadi wabah, namun akan menginjak umur 16 tahun saat periode tindak lanjut selama 8 tahun. Tak satupun dari mereka yang didiagnosis menderita IBS sebelum wabah terjadi.
Di antara 305 anak yang terjangkiti saat wabah, sekitar 10% dilaporkan memiliki gejala IBS setelah 8 tahun kemudian, dibandingkan dengan mereka yang tidak terjangkiti (162 anak) yang hanya 2%. Ketika para peneliti hanya mengamati 130 partisipan yang penyakitnya (akibat wabah) telah didiagnosis oleh dokter, risiko munculnya gejala IBS tujuh kali lipat lebih hebat dibanding mereka yang luput dari penyakit wabah.
The findings were published online February 23rd in the American Journal of Gasteroenterology.
Am J Gastroenterol 2010.
Sumber:
“Kids’ Stomach Bugs Tied to Irritable Bowel Syndrome” (http://www.emedicine.com)
NEW YORK (Reuters Health) Mar 10 – Gangguan perut serius dapat meningkatkan risiko anak menderita penyakit IBS, menurut penelitian terbaru.
Orang dewasa yang mengalami infeksi perut diduga sebagai risiko terbesar pada IBS, namun kaitan antara infeksi tersebut dengan IBS pada anak tidak jelas, si peneliti berkata.
Untuk memastikannya lebih lanjut, Dr. John K. Marshall dari Universitas McMaster di Hamilton, Ontario bersama kolega-koleganya meneliti anak-anak yang berpartisipasti di studi kesehatan Walkerton, penelitian terbesar penyakit IBS setelah infeksi gastrointestinal.
Pada tahun 2000, terjadi wabah bakteri gastroenteritis yang menjangkiti setidaknya 2300 orang di kota Ontario ini dan menewaskan 7 orang. Akhirnya para peneliti pun mengamati perkembangan penduduk Walkerton sejak 2002.
Pada studi tersebut, mereka mengamati 467 anak-anak laki-laki dan perempuan yang lebih muda dari 16 tahun saat terjadi wabah, namun akan menginjak umur 16 tahun saat periode tindak lanjut selama 8 tahun. Tak satupun dari mereka yang didiagnosis menderita IBS sebelum wabah terjadi.
Di antara 305 anak yang terjangkiti saat wabah, sekitar 10% dilaporkan memiliki gejala IBS setelah 8 tahun kemudian, dibandingkan dengan mereka yang tidak terjangkiti (162 anak) yang hanya 2%. Ketika para peneliti hanya mengamati 130 partisipan yang penyakitnya (akibat wabah) telah didiagnosis oleh dokter, risiko munculnya gejala IBS tujuh kali lipat lebih hebat dibanding mereka yang luput dari penyakit wabah.
The findings were published online February 23rd in the American Journal of Gasteroenterology.
Am J Gastroenterol 2010.
Sumber:
“Kids’ Stomach Bugs Tied to Irritable Bowel Syndrome” (http://www.emedicine.com)
efek penyakitnya apa boz/???
bahaya ga???
@Shafry
efek atau gejala penyakit IBS itu antara lain perut sering keram, sering buang angin, perut juga sering kembung, diare, bersendawa dan konstipasi.
tentang obat maag kemarin shaf..
ada banyak obat maag. Sebenarnya banyak yang mantap dan ampuh hanya saja tergantung dosisnya juga.
tapi yang paling umum dipakai itu antasida. Kalo di apotik namanya antasida doen.
saran saya:
makan teratur aja. 😀
owh gitu ya. untung aja aq kagak kna
@shafry
ya.. hahaha.. syukur juga..
Berbahaya gak?!? Soalnya, aku sering sakit perut, tes dokter, hasilnya semua normal, darah, veses, semua menyatakan gak ada kerusakan. Dan dokternya nyimpulin klo kemungkinan besar itu IBS… :'(
Tapi, emang sih, soalnya aku Gluten Alergic (Tpi aku cuma ama gandum aja) dan akhir2 ini aku sering makan makanan dari terigu…
kalau menurut saya virs, komplikasi IBS tidak terlalu bahaya kok.
hanya saja ada gangguan pada saluran pencernaan. itu saja.
sama aja kw menyakiri diri sendiri. 🙂
@Shafry:
Aku dulu emang udah tes, dan udah alergic ama itu, tapi, setelah beberapa lama, aku makan terigu gak pernah terjadi apa – apa, dan ternyata, perlahan – lahan, sakitnya baru muncul sekarang
owh. mungkin itu kw makan trigu sebenernya udah alergi tp emang sakitnya gak krasa tp klo udah lama bru krasa 😀
@Shafry
wah.. logika mu keren.
tapi khusus untuk kasus virspector lain.
@Morpic
Emang sih, katanya cuma peristaltik di usus aja…
Lagi pula, setelah beberapa hari gak makan terigu (dan bahan – bahan gandum laennya) sakit diperutku udah ilang 🙂
@Virspector
yap. tepat sekali!
Intinya hindari hal-hal yang memicu penyakitmu.
Dengan begitu kondisi normal bisa dipertahankan!
😀 makasih mas. trus penyelesainnya gmn??? :\ :/
@shafry
penyelesaian yang mana?
IBS atau penyakit maag yang kw ceritakan kemarin?
paling tidak IBS ini bisa dicegah dengan menghindari infeksi pada saluran pencernaan.
owhhhh. klo ampe infeksi gmn tuuhh
hm,
artikel di atas adalah penelitian baru. Jadi belum ada penelitian-penelitian berikutnya ataupun penelitian lain yang ikut mendukung penelitian tersebut.
Nah, menurut artikel di atas infeksi pada saluran pernafasan berpeluang menyebabkan IBS (khusus untuk anak-anak).
itu dia shaf!!
owhhhh gitu yaaa