dr. Samuel Pola Karta Sembiring Dokter umum lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Menyelesaikan studi pendidikan dokter pada tahun 2015. Tertarik dengan ilmu kedokteran dan bidang IT. Pernah mengabdi di RSUD Arga Makmur Bengkulu Utara dan bekerja di RSU Martha Friska Medan. Saat ini penulis bertugas tetap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai dokter umum.

Pakai Sarung Tangan Tidak Menjamin Aman dari COVID-19

1 min read

Pernah melihat orang sekitar kamu yang terus menerus pakai sarung tangan kemana-mana? Atau petugas umum seperti tukang parkir, kasir, satpam yang memakai sarung tangan seharian?

Pasti pernah ya. Malah “pakai sarung tangan” ini juga menjadi salah satu himbauan oleh pemerintah ketika kita harus pergi keluar rumah. Alhasil, sarung tangan ini terpaksa dipakai mulai dari berangkat dari rumah, beraktivitas di luar rumah hingga kembali ke rumah.

Kadang kala saat berbelanja di supermarket, kita bisa temui beberapa orang yang menggunakan sarung tangan. Ada yang memakai sarung tangan plastik, ada yang sarung tangan kain dan bahkan ada yang menggunakan sarung tangan karet / handscoon yang biasa dipakai tenaga medis.

Kira-kira ada yang salah kah?

Sekitar lima bulan yang lalu, saat PSBB mulai diberlakukan di beberapa daerah di Indonesia, “memakai sarung tangan” diwajibkan bagi pengendara bermotor. Yang tujuannya untuk mencegah penularan COVID-19.

Bagi pengendara yang tidak menggunakan sarung tangan, distop. Kebanyakan memang hanya sekadar diingatkan. Sebagian lagi diminta untuk putar balik lalu boleh kembali setelah memakai sarung tangan.

Nah, apakah itu langkah yang tepat?

Ternyata tidak!

WHO tidak menganjurkan penggunaan sarung tangan dalam rangka mencegah COVID-19 di area publik. Karena penggunaan sarung tangan di area publik justru ternyata memudahkan penyebaran COVID-19!

Bukan hanya WHO, tetapi ada banyak organisasi kesehatan dunia lainnya yang juga melarang penggunaan sarung tangan di area publik. Misalnya Anova health inc, Southe Illinois Healthcare, Greater Chennai Corp., Center of Disease Control & Prevention (CDC) dan Health Promotion Disease Malta.

Cuci tangan lebih efektif!

Mencuci tangan secara reguler lebih efektif memberikan proteksi dibandingkan menggunakan sarung tangan di area publik.

Setidaknya, bawahlah handsanitizer kecil yang mengandung alkohol minimal 60% kemana-mana. Meski cuci tangan dengan sabun jauh lebih efektif. Maka, jika ada kesempatan, cucilah tangan di air mengalir dengan sabun.

Mengapa penggunaan sarung tangan keluar rumah justru tidak dianjurkan?

Empat alasan mengapa menggunakan sarung tangan justru tidak aman:

  1. Individu yang menggunakan sarung tangan biasanya sudah merasa terlindungi, sehingga tidak takut lagi menyentuh benda-benda di area publik. Sarung tangan yang sudah terkontaminasi akan menjadi media penyebaran virus COVID-19.
  2. Masyarakat awam tidak tahu bagaimana melepas sarung tangan dengan tepat.
  3. Tidak semua orang akan membuang sarung tangannya setelah dipakai dari luar rumah. Ada yang mencuci atau menyimpannya kembali
  4. Pembuangan limbah infeksius di rumah tangga belum ditangani secara benar.

Kesimpulan

Jadi, jangan lagi menggunakan sarung tangan di area publik ya! Stop using gloves, unless you work in a clinic or a hospital!

dr. Samuel Pola Karta Sembiring Dokter umum lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Menyelesaikan studi pendidikan dokter pada tahun 2015. Tertarik dengan ilmu kedokteran dan bidang IT. Pernah mengabdi di RSUD Arga Makmur Bengkulu Utara dan bekerja di RSU Martha Friska Medan. Saat ini penulis bertugas tetap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai dokter umum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar anda diproses.